Jambore Futsal Anak (JFA) kembali digelar untuk yang kelima kalinya. Pada tahun 2019, JFA mengangkat tema “Freedom in Diversity”. Pemilihan tema dimaksudkan untuk mengajak masyarakat luas memberikan akses pengembangan diri anak tanpa memandang kelas sosial ekonomi, gender, agama, suku, maupun ras. Tema ini menegaskan bahwa semua anak tanpa kecuali memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan hak dan perlindungan, untuk mewujudkan impiannya, tanpa memandang latar belakang, dengan prinsip tidak ada diskriminasi. Melalui acara ini, kami berharap anak-anak dapat memperoleh nilai-nilai positif dan belajar bersikap tegas, menghargai diri sendiri dan orang lain.

Rangkaian kegiatan dilakukan dengan detail sebagai berikut. Orientasi fasilitator dan penyelenggara pada 3 Agustus 2019 dan Konferensi Anak pada 10 Agustus 2019 di Ruang Fungsional (Lantai 1) Balaikota DKI Jakarta. Turnamen U 13 pada 31 Agustus 2019 dan Turnamen U 16 (Pria) pada 1 September 2019 di Planet Futsal Mall Artha Gading, Jakarta Utara. Turnamen U 10 pada 14 September 2019 dan turnamen U 16 (Putri) pada 15 September 2019 di lapangan futsal GOR Rawamangun, Jakarta Timur.

Orientasi Relawan

Sebelum mengadakan konferensi anak, kami mengadakan orientasi bagi para relawan untuk mempersiapkan diri menghadapi anak-anak dan situasi yang ada. Dalam orientasi relawan, kami memberikan presentasi tentang hak dan perlindungan anak, program BOLA, dan detail kegiatan JFA 2019. Kami memperkenalkan karakteristik mitra anggota, kode etik, dan juga deskripsi tugas di konferensi anak. Kami melakukan simulasi diskusi kelompok dan permainan papan ular tangga “Saya Pejuang Kesetaraan”. Dalam kesempatan tersebut, para relawan diminta untuk menandatangani kesepakatan tentang penerapan kode etik perlindungan anak.

Rangkaian Konferensi Anak

JFA 2019 “Freedom in Diversity” dibuka dengan konferensi anak yang diikuti oleh 117 anak dari 15 komunitas / lembaga di Jakarta dan Bekasi, 12 di antaranya tergabung sebagai mitra anggota BOLA. Kegiatan ini dilakukan berkat kerja dari 24 fasilitator diskusi kelompok, 25 tim kerja, 25 pendamping, 30 pengisi acara, dan 7 pengurus inti. Tujuan pemilihan tema konferensi untuk anak adalah sebagai berikut:

  1. Anak-anak mendapatkan pemahaman tentang kesetaraan dan kesempatan untuk memperoleh hak-haknya apapun latar belakang dan kondisinya.
  2. Anak mampu menghargai dan menerima perbedaan dalam kehidupan sehari-hari dan bertetangga.
  3. Anak mampu menerapkan nilai-nilai keberagaman dalam kehidupan sehari-hari.
  4. anak mampu mengedepankan kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari.

Acara yang digelar di ruang fungsional Balaikota DKI Jakarta ini dibuka dengan video teaser JFA 2019 dan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” oleh seluruh peserta. Kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan tarian dari lima provinsi di Indonesia. Tarian tersebut adalah Tari Marpangir dari Sumatera Utara oleh Lembaga Daya Dharma Muara Baru; Tari Kreasi Perang Dayak oleh Yayasan KDM ; Tari Lenggang Nyai dari DKI Jakarta oleh Rumah Susun Cakung Barat; Tari Mappadendang dari Sulawesi Selatan oleh Sekolah Non Formal Sahabat Anak; dan Tari Kreasi Papua oleh Generasi Cerdas Asobihin. Usai penampilan anak-anak, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Peter Romil selaku ketua panitia; Bapak Mohamad Abduh sebagai Kasubdit Kelembagaan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial; dan Bapak Ahmad Firdaus sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta. Usai sambutan, dilakukan penandatanganan secara simbolis perjanjian kerjasama antara Yayasan KDM yang diwakili oleh Sotarduga Sinaga selaku direktur eksekutif dan Rodrigo Gallego Abad selaku Delegasi Jaringan Global LALIGA untuk Indonesia. Usai penandatanganan, Rodrigo memberikan presentasi tentang LALIGA dan nilai-nilainya. LALIGA sangat menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai perbedaan serta mendorong inklusi sosial, yang sejalan dengan tema JFA 2019. Usai penjelasan, Rodrigo melakukan kuis berhadiah merchandise LALIGA kepada para peserta.

Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan beberapa pembicara diantaranya; Keren Hillary Wulur sebagai pelatih dan pemain futsal wanita profesional; Mohamed Jama Mire sebagai pengungsi Somalia; Pitera Ramanto sebagai pemuda tunanetra yang berprestasi; dan Ibu Siti Kholisoh sebagai staf Wahid Institute. Mereka bercerita tentang pengalaman dan tantangan yang harus mereka hadapi terkait keunikan mereka. Mereka menyampaikan pesan tentang pentingnya perlakuan non-diskriminatif di tengah keberagaman Indonesia. Pengetahuan peserta didapat dari diskusi yang mereka gunakan sebagai bekal dalam diskusi kelompok.

Program tersebut dilanjutkan dengan diskusi kelompok tentang bentuk diskriminasi yang dialami anak dalam kehidupan, permainan papan ular tangga “Saya Pejuang Kesetaraan”, refleksi permainan papan, kemudian diskusi diakhiri dengan penulisan komitmen dan tuntutan anak terkait perlakuan non-diskriminatif. Usai diskusi, 12 perwakilan peserta sesuai kategori umur membacakan komitmen dan tuntutannya. Konferensi ditutup dengan penyerahan medali dan sertifikat kepada fasilitator dan penyelenggara yang telah membantu jalannya konferensi anak.

Turnamen Futsal

Sistem pertandingan yang digunakan adalah setengah kompetisi (round robin). Ada 28 pertandingan untuk kategori U 13 dan U 16 putra, kemudian 22 pertandingan untuk kategori U 10 dan U 16 putri. Untuk kategori U 10 dan U 13, tim diperbolehkan menggabungkan putra dan putri. Hanya di kategori U 16 yang dipisahkan menurut jenis kelamin. Dengan menggabungkan tim di U 10, U 13, dan U 16 perempuan, kami melibatkan lebih banyak perempuan untuk menyampaikan pesan kesetaraan gender.

Pada pertandingan U 13 dan U 16 putra dipimpin oleh 8 wasit, ditemani 5 fisioterapis, dan dibantu oleh 15 tim kerja. Pada pertandingan putri U 10 dan U 16 ini dipimpin oleh 6 wasit, didampingi oleh 4 fisioterapis, dan dibantu oleh 18 tim kerja. Setiap turnamen diawali dengan orientasi peserta mengenai aturan dasar kegiatan, doa pembuka, paduan suara lagu kebangsaan dan pembacaan sumpah peserta. Turnamen ditutup dengan pengumuman pemenang, pembagian hadiah dan doa penutup.

Turnamen futsal U 13 digelar di Planet Futsal, Mall Arta Gading. 109 anak mengikuti turnamen dari 12 tim. Juara 1 turnamen futsal U 13 berhasil meraih Juara 1 Cahaya Anak Negeri, Juara II Budaya Mandiri, Juara III Swara Peduli, dan Juara IV KOLIKA Rawa Badak Utara. Untuk penghargaan individu diterima Ridho Bekti (Budaya Mandiri) sebagai pemain terbaik, Kurnia Bagus (Cahaya Anak Negeri) sebagai penjaga gawang terbaik, Muhammad Perdi Jaya (Swara Peduli) sebagai pencetak gol terbanyak (21 gol), dan Jonathan Gabriel Selano sebagai pemain fair play.

Turnamen futsal putra U 16 digelar di Planet Futsal, Mal Arta Gading. 108 anak mengikuti turnamen dari 12 tim. Tim yang keluar sebagai juara pada turnamen futsal putra U 16 ini adalah Juara 1 Cahaya Anak Negeri, Juara 2 Generasi Cerdas Asobihin, Juara 3 Swara Peduli, dan Juara 4 KBA LDD Muara Baru. Untuk penghargaan individu diterima oleh Ali Andi Hugo (Generasi Cerdas Asobihin) sebagai pemain terbaik, Dodi Saputra (Cahaya Anak Negeri) sebagai kiper terbaik, Jainudin Saputra (Sahabat Anak Grogol) sebagai pencetak gol terbanyak (12 gol), dan Dimas A.S. (KBA LDD Muara Baru) sebagai pemain fair play.

Turnamen futsal U 10 digelar di arena futsal GOR Rawamangun, Jakarta Timur. 60 anak hadir dari 8 tim. Tim yang keluar sebagai juara pada turnamen futsal U 10 adalah Juara 1: KBA LDD Muara Baru, Juara 2: Sahabat Anak Manggarai, Juara 3: KOLIKA Rawa Badak Utara, dan Juara 4: Swara Peduli. Untuk penghargaan individu yang diterima oleh Al Vito Fitram (Sahabat Anak Manggarai) sebagai pemain terbaik, Valino Refa Rianto (Sahabat Anak Manggarai) sebagai kiper terbaik, M. Afgan Setiawan (KBA LDD Muara Baru) sebagai pencetak gol terbanyak (20 gol), dan Zein Ahmad Zibran (KOLIKA Rawa Badak Utara) sebagai pemain fair play.

Turnamen futsal putri U 16 digelar di arena futsal GOR Rawamangun, Jakarta Timur. 60 anak hadir dari 8 tim. Tim yang keluar sebagai juara pada turnamen futsal putri U 16 adalah Juara 1: Rusun Marunda I, Juara 2: KDM dan Sahabat Anak Tambak, Juara 3: Rusun Marunda, dan Juara 4: Rusun Cakung Barat. Untuk penghargaan individu yang diterima oleh Mei Suryati Ningsih (Rusun Marunda I) sebagai pemain terbaik, Reva Aniani (Rusun Marunda 1) sebagai kiper terbaik, Febrianti Prayitno (KDM) sebagai pencetak gol terbanyak (20 gol), dan Nathania Agatha (KDM) sebagai fair play pemain.

Jambore Futsal Anak merupakan acara tahunan yang dinantikan oleh peserta program BOLA. Kegiatan ini menjadi wadah bagi anak untuk saling mengenal dan bersahabat, mengukur kemampuan futsal yang telah dilatih, dan menyuarakan pendapatnya tentang permasalahan anak. Berdasarkan pengalaman ini kami ingin mengadakan acara serupa di lain waktu. Bersama anggota organisasi lainnya, kami berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan ini di tahun mendatang, dengan persiapan yang lebih baik dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk pemerintah.