“Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” adalah pepatah dalam bahasa Indonesia yang menjelaskan bagaimana seseorang harus bekerja keras sebelum menikmati hasilnya. Pepatah ini merepresentasikan bagaimana perasaan saya dan Irma saat kami mendampingi para Makers KDM pada saat persiapan untuk Habibie Festival. Tapi pertama-tama izinkan saya menjelaskan apa itu KDM Makers dan bagaimana klub itu dimulai.

KDM Makers adalah tim anak-anak KDM yang kegiatan utamanya adalah memberikan workshop terkait Maker. Saat ini mereka sedang fokus di Hebocon, aktivitas dimana seseorang mendesain dan membuat robot konyolnya sendiri. Sekarang, KDM Makers beranggotakan 10 orang. Yang termuda 12 tahun dan yang tertua 17 tahun. Masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Mereka memiliki beberapa tim kerja, seperti : perencanaan workshop, peralatan, media, penggalangan dana, wirausaha, peserta pameran dan fasilitator workshop. Dalam pembelajaran bagaimana mengerjakan tugasnya, anak-anak ini dibina oleh Brian West dan Aabie Ryan dari keluarga Sparky and Bear,bagian dari keluarga Makers.

Kegiatan pertama mereka dimulai pada bulan Mei, di mana Sparky and Bear mengadakan lokakarya Hebocon pertama untuk anak-anak KDM. Workshopnya sangat mengasyikkan, karena setiap anak ditantang untuk mendesain dan membuat robot sesuai imajinasinya. Hari itu, setiap anak tidak ingin meninggalkan Workshop karena ingin membangun robot konyol yang terkuat dan tercanggih. Seminggu setelah itu, Sparky dan Bear bertanya kepada anak-anak apakah mereka ingin mengajari anak-anak lain untuk melakukan aktivitas menyenangkan yang sama seperti yang mereka alami di minggu sebelumnya. Ada sekitar 8 anak yang ingin mengikuti program maker ini. Grup ini adalah pelopor Makers KDM. Beberapa bulan setelah itu, di bulan September, lebih banyak anak yang mengikuti program ini, menamakan diri mereka Makers KDM dan bekerja sangat keras untuk Festival Habibie di bulan Oktober.

Waktu persiapan adalah yang terberat, penuh tekanan dan kerja telat baik untuk Irma maupun saya, juga untuk anak-anak. Kami harus mendampingi anak mengerjakan tugas dan targetnya, dan dengan mendampingi berarti kami harus ada untuk mereka saat mereka belajar membuat keputusan, bukan memutuskan untuk mereka. Kami perlu sangat sabar, ketika anak-anak perlu merevisi pekerjaan atau desain mereka berulang kali. Kami belajar untuk menahan diri agar tidak mengambil alih tanggung jawab mereka hanya agar cepat selesai atau memenuhi standar yang diminta. Kami belajar untuk menanyakan pertanyaan yang benar kepada anak-anak untuk membantu mereka menemukan solusi untuk masalah mereka. Saya tahu bahwa semua tugas yang dikerjakan oleh anak-anak akan membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk diselesaikan dan memiliki kualitas yang lebih baik jika dikerjakan oleh orang dewasa, tetapi kami sepenuhnya menyadari bahwa hanya melalui proses ini anak-anak dapat belajar banyak.

Berikut beberapa hal yang saya yakin anak-anak pelajari selama persiapan di Festival Habibie:

  1. Merencanakan, membuat keputusan dan menetapkan prioritas. Dengan target besar di depan, anak-anak belajar mengatur hal-hal yang harus dilakukan dan mengetahui mengapa mereka perlu menyelesaikan tugasnya. Mereka belajar untuk bekerja dengan tujuan, dengan melakukan itu mereka belajar menetapkan prioritas. Ini membantu mereka memprioritaskan pekerjaan mereka daripada waktu bersenang-senang mendengarkan musik atau menonton YouTube ketika mereka mendapatkan akses ke ruang komputer.
  2. Percaya diri dan percaya pada anggota tim mereka. Selama masa persiapan, anak perlu yakin bahwa mereka mampu melakukan tugasnya. Sangat memuaskan melihat bagaimana anak-anak ini belajar mengkomunikasikan ide mereka kepada orang dewasa, melobi dan membuat keputusan sendiri. Mereka harus bekerja dalam kelompok, oleh karena itu mereka harus belajar untuk percaya bahwa rekan satu timnya mampu melakukan tugasnya. Mereka belajar untuk membantu rekan satu tim mereka jika mereka menghadapi masalah saat melakukan tanggung jawab mereka.
  3. Bertanggung jawab dan berkomitmen pada keputusan mereka. Jujur saja, titik awal persiapan pameran memang tidak mudah bagi anak-anak (bahkan sangat berat bagi saya). Tugas yang membutuhkan revisi dan lebih banyak revisi, standar kerja baru, kebiasaan baru yang harus dipelajari (seperti: rapat panjang, sikap saat berbicara di depan umum). Hal-hal tersebut secara alami mengeliminasi Makers KDM hingga hanya 10 anggota dari 17 anggota di awal proyek. Jumlahnya mungkin kecil, tetapi anak-anak ini, mereka belajar banyak dan berkomitmen pada proyek.
  4. Mengetahui potensi dan kelemahan mereka. Pada awalnya, beberapa anggota memilih tugas dan tim yang menurut mereka menyenangkan, atau karena sahabat mereka memilih tim tersebut. Namun, selama proses persiapan, banyak dari mereka akhirnya mengerti bahwa mereka mungkin tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tertentu, atau mereka tidak merasa tugas itu menarik. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk mengatur ulang tim dan menempatkan setiap anggota pada posisi terbaiknya.

Persiapan dua bulan memang tidak mudah, untuk anak-anak, untuk Irma dan untuk saya, tetapi kami sangat senang melihat perubahan kecil dan kemajuan yang terjadi di diri semua anggota KDM Makers. Masing-masing tumbuh dengan caranya sendiri, begitu juga Irma dan saya. Kami masih memiliki banyak tujuan di depan dan kami yakin bahwa kami akan merasakan tekanan sekali lagi. Namun, kami tidak terlalu khawatir karena kami tahu bahwa meskipun kami merasa tertekan, kami belajar banyak dari pengalaman itu.

  • Artikel ini ditulis oleh: Gracia Tindige, Manajer Pendidikan Alternatif