Sebagai pendidikan alternatif, KDM memiliki jadwal yang berbeda dengan sekolah formal. Minggu ketiga dan keempat September merupakan libur sekolah bagi siswa KDM. Libur panjang, kami isi dengan aktivitas live in yang terbagi dalam dua kategori. Anak usia 8-15 tahun tinggal di desa, dan anak usia 16 tahun ke atas tinggal di yayasan lain.

Live in di desa digelar di Gedong, Tajuk, Kabupaten Semarang. Anak-anak tinggal di sana selama 8 hari dengan keluarga angkat. Mereka memiliki pengalaman bagaimana rasanya hidup dalam keluarga yang peduli satu sama lain. Karena mata pencaharian masyarakatnya adalah beternak dan berkebun, maka kegiatan anak-anak kebanyakan adalah memerah susu sapi, mengairi sawah dan mengeringkan tembakau. Selain itu, anak-anak juga menyumbangkan puluhan buku dan membantu merapikan perpustakaan yang ada di gereja setempat.

Sedangkan anak-anak berusia 16 tahun ke atas tinggal di Yayasan Prima Unggul (YPU). YPU merupakan yayasan yang memiliki visi mewujudkan 10.000 orang mandiri, baik sebagai wirausaha maupun fungsi lainnya di masyarakat, baik dari keluarga miskin maupun anak panti asuhan. Enam anak yang tinggal di sana tinggal selama tiga hari dan belajar tentang budaya dan nilai yayasan, serta pelatihan kewirausahaan yang dibimbing oleh alumni YPU. Mereka bahkan berlatih menawarkan produk penjualan langsung kepada masyarakat.

Walaupun melakukan aktivitas yang berbeda, keduanya memiliki kesamaan dalam aktivitas hidup, yaitu anak belajar hidup bersama dengan masyarakat. Mereka juga belajar tentang kesederhanaan dan ketekunan. Dengan pengalaman tersebut, anak-anak mendapatkan wawasan bahwa dirinya sama dan berharga karena dapat berperan aktif dalam masyarakat. Mereka juga mengaku senang dan lebih percaya diri karena bisa berkontribusi untuk orang lain.